Bima Wayang adalah raja di Pakuan Barat. Suatu hari ia berniat pergi ke negara Pasir Batang Lembur Girang untuk meminang Ratu Manik Nanding Leuwi, adik dari Raden Lambang Sari, raja negara Pasir Batang Lembur Girang.
Kakak Bima Wayang yang bernama Nyi Bungah Larang, mula-mula tidak setuju, karena khawatir Bima Wayang dianiaya di negeri orang. Tetapi karena niat Bima Wayang tidak dapat dihalang-halangi, maka akhirnya diijinkannya Bima Wayang pergi.
Bima Wayang berangkat ke negara Pasir batang Lembur Girang didampingi oleh tiga hulunalangnya, yaitu : Mama Lurah, Kuda Pangemban dan Gelap Nyawang.
Setelah sampai di negara Pasir batang Lembur Girang, Bima wayang diterima oleh Ratu Manik Nanding Leuwi dan ditanyakan maksud dan tujuan kedatangannya.
Bima wayang menyampaikan maksudnya, yang diterima dengan gembira oleh Ratu Manik Nanding Leuwi, tetapi sayangnya pernikahan tidak dapat dilangsungkan, karena kakak Ratu Manik Nanding Leuwi yang bernama Raden Lambang Sari sedang bertapa di kaki Gunung Puntang Simajungjang.
Ratu Manik mempersilahkan Bima Wayang menunggu di batas negara sampai Raden Lambang Sari selesai bertapa. Ratu Manik Nanding Leuwi berjanji tiap hari ia akan datang ke tempat itu sambil membawa makanan.
Suatu hari ketika Ratu Manik Nanding Leuwi sedang mandi, dihanyutkan oleh banjir. Para emban (inang pengasuh) berlari ke tempat Bima Wayang, memberitahukan bahwa ratu Manik Nanding Leuwi hanyut terbawa banjir.
Bima Wayang mengikuti aliran sungai mencari Ratu Manik Nanding Leuwi. Tiap lubuk diselaminya, ketika sampai di lubuk Talaga Emas terlihat ada cahaya dari dalam leuwi (lubuk), lalu Bima Wayang menyelam ke dalam lubuk Talaga Emas. Ditemukannya mayat Ratu Manik Nanding Leuwi di dalam lubuk itu, lalu diambilnya mayat itu, kemudian dapat dihidupkannya kembali.
Mereka bersama-sama pergi ke kaki Gunung Puntang Simajungjang, menghadap kepada Raden Lambang Sari. Ratu Manik Nanding Leuwi diserahkan kepada raden Lambang sari oleh Bima Wayang setelah diceritakan pengalamannya terbawa banjir.
Mereka semuanya, termasuk hulubalang Bima Wayang, lalu tinggal dan ikut bertapa bersama Raden Lambang Sari di kaki Gunung Puntang Simajungjang.
Prabu Sakti Kusumah, raja di negara Jajar Wayang sedang bersusah hati, karena negaranya diperangi oleh Raden Paksi Bumi raja dari negara Majapahit. Ia mendengar bahwa di kaki gunung Puntang simajungjang ada orang yang sedang bertapa. Ia menulis surat kepada yang sedang bertapa itu, isinya mohon bantuan orang-orang yang sedang bertapa agar turut mengusir musuh dari negaranya.
Permintaan itu dikabulkan oleh Raden Langensari dan Bima wayang. Mereka bersama-sama denganpara hulubalang berangkat ke negara Jajar Wayang. Di sana ditemukan Prabu Sakti Kusumah sedang kewalahan melawan Raden Paksi Bumi.
Bima Wayang maju ke medan perang melawan Raden Paksi Bumi. Dalam peperangan ini, Raden Paksi Bumi dapat dikalahkan.
Setelah menolong Prabu Sakti Kusuma, raden Lambang sari dan Bima Wayang pulang ke negara Pasir Batang Lembur Girang bersma seluruh hulubalangnya.
Diadakanlah pesta yang meriah, menikahkan Bima wayang dengan ratu Manik Nanding Leuwi.
Akhirnya Bima wayang menjadi raja di Pasir Batang Lembur Girang , ia tidak kembali ke negaranya Pakuan Barat
Sumber ceritera
Ed. J.J.Mayer
1891
Tidak ada komentar:
Posting Komentar