Putra Ratu Pakuan Pajajaran, bernama Prabu Munding Liman. Permaisurinya bernama Lenggang Kancana. Ia memerintah di Pasir Batang, dibantu oleh ponggawanya bernama Kuda Kancana.
Pada suatu ketika Prabu Munding Liman ingin beristrikan seorang putri dari Gunung Wangi. Lalu pergilah ia bersama pengiringnya ke Gunung Wangi. Setelah sampai di kaki Gunung Wangi, prabu Munding Liman beristirahat di padang rumput Ela Kandel.
Raja di negara Gunung Wangi bernama Kuda Wangi, adiknya bernama Nyi Lenggang Wangi. Suatu hari ia pergi ke hutan bersama adiknya untuk menangkap puyuh. Mereka membuat papanggungan (pasanggrahan) di tepi hutan.
Prabu Liman yang sedang beristirahat di padang rumput Ela Kandel, dijemput oleh Nyi Langgeng Wangi, lalu mereka tinggal bersama-sama di papanggungan. Oleh Prabu Kuda Wangi, adiknya dinikahkan dengan Prabu Munding Liman, dan tetap tinggal berumah tangga di papanggungan, di hutan Gunung Wangi.
Lenggang Kancana di negara Pasir Batang, kehilangan suaminya, lalu disusulnya Prabu Munding Liman ke Gunung Wangi. Setelah bertemu Prabu Munding Liman ditanya, apakah akan tetap tinggal di Gunung Wangi atau pulang ke negara Pasir Batang. Prabu Munding Liman menjawab , bahwa ia akan pulang ke Pasir Batang, sedang Nyi Lenggang Wangi akan dibawanya juga, hanya Kuda Wangi yang tetap tinggal di Gunung Wangi. Prabu Munding Liman bersama permaisurinya serta punggawa Kuda Kancana pulang kembali ke negara Pasir Batang.
Kuda Wangi yang ditinggalkan di Gunung Wangi, suatu ketika ingin beristirahat di mega malang (awan). Lalu terbanglah ia ke angkasa. Dari atas ia melihat sebuah negara yang sangat indah, yaitu negara Nusa Bini. Ia turun mencari kalau-kalau ada putri cantik atau raja yang gagah.
Ketika sampai di negara Nusa Bini, Kuda Wangi menantang perang kepada raja Nusa Bini. Ketika sedang berperang tanding, raja Nusa Bini ikat pinggangnya terkait keris Kuda Wangi, hingga sarungnya lepas. Ia amat malu, lalu melarikan diri ke istana sambil minta tolong kepada adiknya agar Kuda Wangi dilawan perang dan dikalahkannya.
Adik raja Nusa Bini adalah seorang putri yang cantik, bernama Raga geulis Ratna Sanggini. Ia menyambung-nyambungkan selendang yang ada di negara Nusa Bini untuk mengikat Kuda Wangi. Kuda Wangi melarikan diri ke laut, lalu mengambil lesung untuk dijadikan perahu.
Dengan kesaktiannya, lesung itu menjadi perahu Si Pelang Sari. Kuda Wangi naik di atas perahu, lalu berlayar dengan cepat meninggalkan Nusa Bini.
Perahu itu berlabuh di Pulo Kancana, lalu Kuda Wangi naik ke darat. Perahunya ditendang hingga hancur.
Kuda Wangi masuk ke negara Pulo Kancana menemui putri Nimbang kancana yang menjadi raja di Pulo Kancana. Mula-mula Kuda Wangi tidak diterima untuk bertemu, tetapi setelah ia meniupkan mantera, tiba-tiba Nimbang Kancana berubah pikiran, Kuda Wangi diterima dengan segala keramahan.
Ketika Kuda Wangi menanyakan kemana kakak Nimbang Kancana, dijawab oleh Nimbang Kancana bahwa kakaknya sedang bertapa membisu di Sangiang Cada Putih.
Kuda Wangi diantar oleh Nyi Nimbang Wangi pergi menemui raja Pulo Kancana, lalu yang sedang bertapa itu dibangunkannya, tetapi tidak mau bangun. Karena jengkel lalu ditantang perang sambil kaki raja yang sedang bersila itu diputarnya. Raja Pulo Kancana marah dan berperanglah mereka. Kuda Wangi menang dalam peperangan itu, dan dapat membunuh raja Pulo Kancana, atas permintaan Nyi Nimbang Kancana, dihidupkannya kembali raja Pulo Kancana.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lenggang Haruman tubuhnya digulung menjadi sebesar kacang, lalu disimpan dalam tenggorokan Kuda Wangi. Diciptakannya kepala kerbau menjadi putri Lenggang haruman.
Munding Giringsing Degdeg Keling menantang perang kepada Kuda Wangi. Turut pula berperang Gagak Malela dan Candri Malela. Tetapi mereka semua kalah dalam peperangan itu. Akhirnya setelah mereka dihidupkan kembali, mereka menyatakan takluk kepada Kuda Wangi dan bersedia mengabdikan diri.
Selain itu banyak juga raja-raja lainnya yang takluk, dan bersedia mengabdikan diri kepada Kuda Wangi. Diantaranya : Demang Kanduruan dari negara Pasir batang Karang Tengah, patih Gajah haruman dari negara Pasir batang Lembur Hilir dan Wira panggung dari negara Kuta Gangsa. Mereka semuanya pindah ke negara Pasir batang Lembur Girang, tempat Kuda Wangi memerintah.
Sumber ceritera
Empat buah ceritera pantun Sunda
Ed. J.J. Meyer
Musium Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar