Prenggong Jaya Di Kusumah adalah bangsawan keturunan Pajajaran yang tinggal (dan memerintah) di negara Gunung Tanjung Pangematan. Ia mempunyai adik perempuan bernama Nyi Ratna Inten namanya. Patihnya bernama Patih Hahak Wulung Aria Gading Malela.
Ke negara itu datanglah ratu Pakuan Pajajaran yang masih jejaka, yaitu Prabu Bengker Pakuan. Kedatangan raja ke negara tersebut adalah untuk menceri calon permaisuri. Puteri Ratna Inten berkenan di hati sang prabu, sedang putri Ratna Inten sendiri sangat berbahagia menerima cinta sang prabu. Demikian pula Patih Gagak Wulung, bangsawan-bangsawan Gunung Tanjung Pangrematan, akhirnya negara Gunung Tanjung Pangematan diserahkan pula kepada Prabu Bengker Pakuan. Peristiwa pernikahan dan penobatan sang prabu dilaksanakan dengan diam-diam, hingga menyebabkan sang prabu merajuk. Hal ini menyebabkan Putri Ratna Inten mengadu kepada Patih Gagak Wulung, sehingga akhirnya diputuskan untuk menyelenggarakan pesta besar-besaran
Suara pesta terdengar oleh Putri Aci Dewata Maliwangun, adik patih Gagak mariung. Ia mengajak kakaknya untuk datang mengabdi kepada raja pakuan yang telah menikah dengan Putri Ratna Inten. Berita ini mengingatkan sang kakak, Patih Gagak Mariung, tentang suatu perjanjian dengan Prenggong Jaya. Mereka pernah bertapa bersama-sama dan karena kehabisan uang, Prenggong Jaya meminjam kepada Patih Gagak Mariung sebanyak tujuh keti. Prenggong Jaya mengatakan bahwa ia tidak akan dapat membayar, oleh karena itu kelak apabila adiknya Putri Ratna Inten diminta orang, ia akan memberitahukan dulu kepada Gagak Mariung. Itulah sebabnya ketika adiknya mengajak pergi ke Gunung Tanjung Pangematan, Gagak Mariung tidak menolaknya karena ia akan menagih hutang kepada Prenggong Jaya. Gagak mariung berangkat dengan anak buahnya, dan siap melawan prabu bengker Pakuan, walaupun sempat dicegah oleh Aci Dewata Maliwungan.
Peperangan tidak dapat dihindari, ketika Prenggong Jaya tak dapat membayar hutangnya. Prenggong Jaya mula-mula terdesak, akan tetapi datang Gagak Wulung yang membantunya. Mereka berhasil menghalau Gagak Mariung. Waktu melarikan diri, dia malah diserang oleh teman-temannya yang mengira bahwa dia adalah Prenggong Jaya. Gagak Mariung dapat selamat karena ditolong oleh Aci Dewata yang ikur bersamanya, walaupun dari kejauhan. Setelah ditolong, Gagak mariung kembali menyerang Prenggong Jaya, padahal ia telah dicegah oleh Aci Dewata. Gagak Mariung akhirnya dikalahkan oleh Prenggong Jaya. Ketika sedang berperang sebenarnya Gagak Mariung memperoleh bantuan dari beberapa orang, yaitu di Kiara Jngkang dibantu Bagedud jayaperang, di Cadas malang Batu Tumpang oleh Kalang Kidang jalak panggung, di Sangiang Kepuh Nunggal dibantu oleh Munding Sageri Aci Sageri. Keseluruhan orang yang membantunya sebenarnya sedang bertapa sebelum mengabdi kepada Ratu Pakuan. Ketika peperangan sampai di Nusa Dinding yang diperintah oleh Munding Lumiring Aci Lumiring. Munding Lumiring dan kawan-kawannya terbunuh oleh Prenggong Jaya, karena membantu Gagak Mariung. Karena semua musuh-musuh Prenggong Jaya, dapat dihidupkan kembali, akhirnya mereka mengabdi kepada Raja Ppakuan. Mereka ikut ke negara Gunung Tanjung dan mengabdi kepada raja Pakuan, demikian pula putri Aci dewata pun dipersembahkan kepada Ratu pakuan.
Di negara Kuta waringin memerintah raja Lemu Pelengkung yang mempunyai adik perempuan bernama Nyi Sumur Bandung. Nyi Sumur bandung mendengar tentang pesta di negara Gunung Tanjung, lalu mengajak kakaknya untuk mengabdi ke Raja Pakuan. Akan tetapi kakaknya justru bermaksud lain, ia akan mencuri Putri Ratna Inten, niatnya tidak dapat dicegah oleh Nyi Sumur Bandung.
Lemu Pelengkung mempergunakan kesaktiannya dan membuat penghuni Gunung Tanjung tertidur, akan tetapi ajian sirepnya tidak mempan terhadap Putri Ratna Inten dan prenggong Jaya. Prenggong Jaya yang tahu akan kedtangan mara bahaya lalu menyuruh adiknya bersembunyi dan ia merubah dirinya menjadi Ratna Inten. Lemu pelengkung terkecoh dan dengan gembira membawa Ratna Inten palsu.
Setiba di Kuta waringin, Lemu Pelengkung melamar Ratna Inten palsu yang menolak sementara, dengan alasan agar Lemu Pelengkung bersabar menunggu masa idah selama 77 tahun. Lemu pelengkung menyanggupi dan menyerahkan Putri Ratna Inten untuk ditemani oleh Nyi Sumur Bandung
Dalam pergaulannya dengan Nyi Sumur Bandung, putri Ratna Inten palsu tidak dapat menyembunyikan dirinya, lalu merubah wujudnya kembali menjadi Prenggong Jaya. Prenggong Jaya lalu memasukan Nyi Sumur Bandung ke dalam kainnya. Di samping mencuri Nyi Sumur Bandung, dicurinya pula seluruh kekayaaan Kuta waringin. Kemudian ia mencukur sebelah kumis Lemu Pelengkung, lalu mengganti tutup kepalanya dengan kukusan nasi yang sudah ruksak, mengganti kerisnya dengan alat dapur lain. Setelah itu ia meninggalkan surat tantangan perang, kemudian pulang ke Gunung Tanjung
Setelah terjadi peperangan yang hebat, di mana Prenggong Jaya hampir kalah, kemudian dibantu Putri Ratna Inten, akhirnya Lemu Pelengkung dan anak buahnya dapat dikalahkan dan seterusnya mereka mengabdi kepada Raja Pakuan, dengan Nyi Sumur Bandung menjadi istri Raja Pakuan.
Karena peraturan Prenggong Jaya, Pangembar Wayang salah seorang pengikut Lemu Pelengkung dipekerjakan sebagai tukang kuda, karena ia tidak mempunyai adik perempuan. Karena beratnya pekerjaan, Pangembar Wayang melarikan diri ke Kuta Kancana. Di Kuta Kancana, ia disembunyikan oleh Aci Kancana dalam sebuah “taropong” (alat tenun). Aci Kancana adalah adik dari Gagak Kancana dan Tangga kancana.
Prenggong Jaya mengejar Pangembar Wayang yang ketahuan bersembunyi dalam “taropong”, Pangembar Wayang dapat menyelamatkan diri dengan jalan menendang dada Prenggong Jaya ketika keluar dari taropong. Pangembar wayang kemudian melarikan diri ke negara Parungpung Angin yang dirajai oleh Munding Wilis Jaya Gading. Munding Wilis diminta menyembunyikan dirinya, tapi oleh Munding Wilis malah diajak untuk menjaring negara Gunung Tanjung.
Ketika pulang dari Kuta Kancana, Prenggong Jaya mencuri delapanpuluh ekor kuda dengan cara gigi-gigi kuda tersebut dioleskan dengan kuda kepunyaannya, sehingga kuda-kuda tersebut dengan mudah dapat dibawanya. Gagak Kancana dan Rangga Kancana berangkat ke Gunung Tanjung untuk mengambil kembali kuda mereka. Prenggong Jaya memungkirinya, bahkan menghukum kedua orang itu dengan menempatkan mereka dipembuangan sampah.
Aci Kancana yang menghawatirkan nasib kakaknya menyusul ke Gunung Tanjung, dan akhirnya ia tahu bahwa kedua kakaknya dihukum secara tidak adil. Keberangkatannya ke Gunung Tanjung tidaklah sendirian, ia membawa anak kecil yang bernama Heulang Dewa Sakurungan. Anak kecil inilah yang akhirnya dapat mengalahkan Prenggong Jaya.
Pada saat Munding Wilis datang menjaring negara Gunung Tanjung, karena kesaktian Heulang Dewa Sakurungan dapat menghancurkan jaring tersebut dan Munding Wilis serta Pangebar Wayang menyerah kemudian mengabdi kepada Raja Pakuan.
Heulang Dewa Sakurungan akhirnya diangkat menjadi pamuk (panglima) oleh Raja Bengker Pakuan, menggantikan Prenggong Jaya.
Sumber Ceritera
Ki Samid, Cisolok Sukabumi
1971
Tidak ada komentar:
Posting Komentar